Optimistic Nihilsm: Cara Alternatif dalam Memandang Kehidupan Yang Fana Ini

 

Nihilism

    Saya akan menjelaskan nihilism terlebih dahulu. Nihilism atau nihilisme adalah sebuah filosofi atau pandangan hidup yang diciptakan oleh seorang pemikir kebangsaan Jerman bernama Friedrich Nietzche. Secara gamblang, Nihilisme mengungkapkan bahwa semua hal yang kita lakukan di dunia ini adalah sia-sia jika dilihat dari pandangan harapan. Semua hal yang kita lakukan tidak akan mengubah tatanan alam semesta yang misterius ini. Semua hal yang kita ketahui pun sebenarnya tidak memiliki manfaat apa pun bagi hidup kita nantinya. Hidup kita hanyalah satu momen kecil dari sesuatu yang lebih besar. Selayaknya alam semesta yang suatu saat akan meredup, kita pun suatu saat akan mati dan menuju ke suatu tempat yang kita tidak akan pernah ketahui sekarang. Karena itu, para penganut paham nihilisme kebanyakan merasakan perasaan pesimis, tidak mempunyai kesetiaan, dan tak memiliki tujuan hidup melainkan gejolak untuk menghancurkan.  Tentu para pembaca disini dapat menyimpulkan bahwa nihilisme bukanlah filosofi yang baik untuk dianut. Saya pun tidak menyarakan anda untuk mengikuti cara pemikiran Nietzche ini, namun tetap saya harap agar pembaca memahami dan menyadari keberadaan pemikiran radikal ini sebagai bahan pembelajaran.

Latar Belakang Saya Menemukan Optimistic Nihilism

    Pada sekitaran bulan Maret sampai Juli 2020, Dunia sedang dalam keadaan pandemi. Seluruh dunia melakukan lockdown besar-besaran. Saya baru saja dinyatakan lulus SMA tanpa melalui ujian akhir. Saya merasa senang sekaligus takut. Saya harus menghadapi satu tantangan lain, persiapan ujian masuk universitas, SBMPTN. Saya adalah orang yang rapuh mentalnya. Seringkali saya akan merasa sedih atau frustasi dalam keadaan tanpa tahu alasan yang jelas. Seiring saya mempersiapkan ujian sering saya merasa kesepian dan hancur. Saya tidak memiliki banyak teman untuk diajak bicara di media sosial dan saya juga tidak terlau dekat dengan keluarga saya. Saya hanya berebahan dan men-scroll media sosial saya seharian. Tanpa disengaja, muncul video tentang Optimistic Nihilsm oleh Kurzgesagt di beranda youtube saya. Video tersebut sangat mengubah diri saya. Cara saya memandang dunia benar-benar berputar 360 derajat. Saya telah menemukan filosofi hidup yang sangat cocok buat saya. Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa filosofi Optimistic Nihilsm sudah mengubah hidup saya ke arah yang lebih positif. Jadi, sebenarnya apakah Optimictic Nihilsm itu?

Optimistic Nihilsm

    Sebelumnya saya telah membahas tentang Nihilisme. Kehidupan kita sebenarnya tidak memiliki tujuan atau maksud apa pun. Jika keluar dari konteks agama dan supranatural, Saya rasa memang ada benarnya. Kita manusia selalu angkuh mengakui bahwa kita makhluk superior di muka bumi ini. Kenyataannya kita tidak ada bedanya dari hewan lain. Kita adalah spesies sapiens dalam genus Homo. Kita selalu menganggap kita adalah awal dari semulanya, tetapi alam semesta sudah dimulai sejak bermiliar-miliar tahun lalu sebelum manusia pertama berevolusi. Kita juga tidak tahu apakah kita sendiri di alam semesta ini, atau ada seseorang di luar bumi sana. Kita sendiri dan tidak tahu maksud kehidupan kita. Kenyataan yang menakutkan bukan. Karena itu, persilahkan saya untuk memperkenalkan sebuah filosofi, sebuah pandangan hidup penuh positifitas. Sebuah filosofi pertentangan Nihilisme yang bernama Optimistic Nihilisme.

     `Hidup kita tidak memiliki arti apa pun. Kita akan mati. Setelah umat manusia punah pun, alam semesta akan tetap berlanjut sampai waktu dimana Ia akan redup sendirinya. Kita tidak bisa melakukan apa pun tentang itu. Dengan demikian, tidak ada yang penting di dunia itu. Namun, tidak masalah dan tidak perlu takut. Kalau dunia memang tidak memiliki makna dibaliknya berarti kita dapat menentukan sendiri apa yang menjadi maknanya. Kita dapat menguasai alur hidup kita mau dibawa kemana. Kita dapat hidup sebahagia yang kita mau. Kita tidak perlu mengikuti aturan hidup apa pun, karena memang tidak ada aturan seperti itu dari awal. Masih banyak hal yang bisa kita lakukan daripada menakuti masa depan, menyesali masa lalu, terlebih lagi kehidupan setelah kematian. Masih banyak hal yang perlu kita lakukan. Masih ada buku untuk dibaca, drakor dan anime untuk ditonton, teman untuk diajak nongkrong, video game untuk ditamatkan, gebetan untuk ditembak, pekerjaan impian yang mau dilamar, perusahaan yang mau dibangun, hidup kita sudah penuh kesibukan yang menanti kita. Jadi tidak ada alasan untuk tidak hidup sepuas kita.

       Kalau anda tidak mengingat apa yang terjadi 20.000 tahun yang lalu, maka cukup perlu beberapa tahun setelah kematian anda untuk membuat dunia lupa akan keberadaan anda. Dan itu hal yang membebaskan. Makna dari itu adalah bahwa semua kesalahan yang anda perbuat, semua hinaan dan cacian yang anda terima semuanya akan terlupakan dan kalau anda mau menganggapnya seperti ini, semuanya akan termaafkan. Jadi, sebisa mungkin cari kebahagiaan dan makna hidup anda. Tetapi, jangan lupa hal itu berarti semua pencapaian dan kehebatan anda di hidup anda juga suatu saat akan terlupakan. Tetaplah rendah hati dan selalu ingat bahwa anda hanya suatu komponen kecil dalam alam semesta. Intinya, anda harus memaknai hidup anda dengan hal-hal positif. Bonus tambahan jika anda membawa energi positif di sekeliling anda. 

      Secara singkat, Optimistic Nihilsm mengajarkan kita untuk hidup dengan memandangnya sebagai kesempatan sekali dalam seumur hidup. Tidak perlu merasa sedih dan despresi, cukup jalani hal itu dengan senyuman sembari menemukan makna hidup Anda. Entah itu olahraga, seni, kewirausahaan, agama atau hanya sekedar hidup untuk menolong sesama., itu adalah hak anda untuk bermain di permainan yang kita sebut kehidupan ini. 

Nihilism: "Apa manfaatnya melakukan sesuatu, jika semuanya tidak ada artinya?"

Optimistic Nihilism: " Kalau begitu, apa manfaat dari tidak melakukan apa-apa?"


Komentar